Jogja, SPs UGM (18/3/2021). Seyla Benhabib mungkin adalah sosok pemikir yang namanya kurang dikenal di kalangan akademisi secara luas bahkan mungkin di kalangan aktivis gerakan perempuan.Â
Namun sejatinya, Seyla Benhabib banyak menyumbang pemikiran untuk menjawab problem isu ketimpangan gender dan posisi gerakan perempuan yang dipertautkan dengan isu-isu ketimpangan dalam konteks masyarakat “Barat” diperumit dengan hadirnya gelombang imigran dari masyarakat “non-Barat”.Â
Di situ persoalan “identitas nasional”, “kewarganegaraan”, multikulturalisme, dan sebagainya mencuat ke permukaaan.
Forum Seminar Seri “Great Thinker”, yang secara rutin dua kali setahun diselenggarakan oleh Sekolah Pascasarjana UGM sejak tahun 2010 mencoba mengangkat pemikiran dan pandangan Seyla Benhabib mengenai posisi politik gerakan perempuan.
Great Thinkers kali ini, menghadirkan dua narasumber yang cukup intens menggeluti pemikiran-pemikiran tokoh tersebut, yaitu Ita Fatia Nadia, M.A. (Feminis dan Peneliti Sejarah Gerakan Perempuan) dan Dr. Atnike Nova Sigiro (Direkstur Eksekutif Yayasan Jurnal Perempuan, Jakarta).
Diskusi dipandu oleh moderator Dr. Muhammad Iqbal Ahnaf (Agama dan Lintas Budaya SPs UGM).
Semoga dengan adanya seminar ini dapat memperluas wawasan khalayak akan teori-teori feminisme dalam menjawab persoalan-persoalan yang berkaitan di Indonesia. (SPs/Beta/Arni)