Jojga, SPs (7/9) Radikalisme
menjadi pembicaraan yang tidak pernah berhenti selama satu dekade lebih
semenjak era reformasi 1998. Radikalisme merupakan suatu sikap yang mendambakan
perubahan secara total dan bersifat revolusioner dengan memutarbalikkan
nilai-nilai yang ada secara drastis lewat kekerasan (violence) dan aksi-aksi yang ekstrem. Paham-paham radikal saat ini telah
menyentuh semua kalangan mulai dari masyarakat ekonomi kelas atas maupun bawah,
mulai dari orang yang berpendidikan sampai orang yang kurang tingkat
pendidikannya. Paham radikal ini pada akhirnya akan melahirkan aksi teror.
Radikalisme merupakan embrio dari terorisme. Salah satunya fenomena bom bunuh
diri yang terjadi di Indonesia telah mengusik rasa kemanusiaan dan nalar sehat
sebagai umat beragama. Perbuatan ini, apapun dalihnya tidak dibenarkan dalam
ajaran agama manapun. Sikap nekad yang
dilakukan oleh sang pengantin alias martiritu
telah melahirkan ketakutan tersendiri dalam kehidupan bermasyarakat dan
berpengaruh pada ketahanan suatu wilayah. Diperlukan ketahanan wilayah yang
kuat untuk melawan radikalisme dan terorisme. Hal ini pada akhirnya berpengaruh
pada ketahanan nasional suatu negara.
Untuk
itulah Program Studi Ketahanan Nasional Kelas
Reguler Universitas Gadjah Mada (UGM) Angkatan 2017 mengadakan program
pengabdian kepada masyarakat
dalam bentuk focus group discussion
(FGD) dengan peserta PNS dari Kantor Kesbangpol Se-Daerah Istimewa Yogyakarta dan Se- Provinsi Jawa Tengah. Tujuan
pengabdian kepada masyarakat
ini untuk meningkatkan pemahaman aparatur Kesbangpol
atau Kesbangpol
Linmas terkait radikalisme.
Kegiatan pengabdian kepada masyarakat dalam bentuk focus group discussion (FGD) dibuka
langsung oleh ketua Program Studi Ketahanan Nasional Sekolah Pascasarjana
Universitas Gadjah Mada, dalam sambutannya dikatakan “bahwa kegiatan pengabdian
kepada masyarakat sudah berjalan selama 6 tahun dengan mengikutsertakan para
PNS dari Kesbangpol, dan untuk tahun ini telah diperluas bukan saja dari
Kesbangpol Wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta yang meliputi Kesbangpol Daerah
Istimewa Yogyakarta, Kota Yogyakarta, Kabupaten Sleman, Kabupaten Bantul,
Kabupaten Kulonprogo, dan Kabupaten Gunungkidul. Namun, saat ini kegiatan ini
telah diperluas sampai Provinsi Jawa Tengah yang meliputi daerah sekitar
diantaranya Kesbangpol Kabupaten Klaten, Kabupaten Magelang, Kabupaten
Semarang, dan Kesbangpol Provinsi Jawa Tengah. Total semua yang ikut pada hari
ini sekitar 20 orang, artinya setiap Kesbangpol diwakili oleh 2 orang” kata
Armaidy Armawi di Ruang Kelas Program Studi Ketahanan Nasional SPs UGM
(4/09). Acara tersebut diselenggarakan oleh Ketahanan NasionalKelas
Reguler 2017, yang berlangsung selama dua hari dari mulai
tanggal 4-5 September 2018.(SpsUGM /Darto W)