Jogja,
Suasana tenang di Sekolah Pascasarjana UGM pagi itu mendadak menjadi hiruk
pikuk dan panik setelah terdengar teriakan kebakaran dari Hall Lantai 1 disusul
suara alarm tanda bahaya. Para pegawai pun segera berhamburan keluar gedung
melalui tanggga darurat menuju ke titik kumpul di halaman samping gedung. Di sisi belakang gedung, terdengar teriakan minta tolong seorang korban yang masih terjebak di lantai 2, dengan diliputi asap.
Tak
lama sesudahnya, terdengar raungan sirine dari dua mobil pemadam kebakaran yang langsung memasuki area pascasarjana. Dengan
sigap para petugas segera memasang alat pemadam kebaran serta menyemprotkan air
ke pusat asap yang mengepul cukup tebal.
Sementara
petugas yang lain segera menangani para korban sesuai dengan keadaannya.
Terlihat seorang korban patah tulang dibawa dengan tandu dan diberikan
pertolongan oleh petugas medis di area titik kumpul. Dua korban luka
lainnya juga segera diberikan pertolongan. Usai mendapat penanganan yang cukup
dari para tim medis, para korban segera dilarikan ke rumah sakit terdekat
dengan ambulance.
Berkat
kesigapan dari para petugas, akhirnya situas darurat di gedung yang berlantai lima ini dengan cepat dapat terkendali.
Itulah
situasi simulasi evakuasi bencana yang dilasakanakan di Sekolah Pascasarjana
UGM pada hari Jumat, 26 April 2019. Simulasi bencana gempa bumi dan kebakaran ini, terlaksana atas kerjasama Program Studi Magister Manajemen
Bencana Sekolah Pascasarjana UGM – Basarnas -Pemadam Kebakaran UGM dan Gama Health
Center (GMC) UGM.
Simulasi
ini dilaksanakan untuk menindaklanjuti Surat Edaran dari Gubernur DIY Nomor
369/4392 tanggal 10 April 2019 tentang Pelaksanaan Kegiatan Simulasi Evakuasi Bencana Serentak di Daerah
Istimewa Yogyakarta. (SPs/AW)