Yogyakarta,
Sekolah Pascasarjana (SPs) UGM kembali
menggelar The8 International Graduate Student and Scholars
Conference in Indonesia (IGSSCI) yang dilaksanakan selama dua hari, 26 dan 27
Oktober. Seminar Internasional yang
bertajuk ” Knowlege, Art, and Change in Rsponse to Human Crisis” (Respon Ilmu Pengetahuan,
Seni Tterhadap Perubahan Krisis Kemanusiaan) ini merupakan puncak acara Dies
SPs ke 33.
Acara
yang diiikuti oleh sekitar seratus lima puluh orang ini, dilaksanakan di
Auditorium Lantai 5 Gedung Sekolah Pascasarjana UGM baik dari dalam maupun luar
negeri baik sebagai peserta maupun presenter.
Ketua
panitia IGSSCI ke 8, M. Iqbal Ahnaf, Ph.D
menjelaskan, hubungan antara ilmu pengetahuan, seni dan perubahan
mungkin sudah sangat jelas. Tetapi, hubungan antara ilmu pengetahuan, seni dan
perubahan sering ambigu tujuan dan
asalnya. Untuk itu, kerjasama yang kreatif antara seni dan berbagai ilmu
pengetahuan akan menghasilkan pencerakan bagi kita, tambahnya.
Semetnara itu, dalam
paparannya sebagai pembicara, Chan Chee
Ming dari Center for Graduate Studies, Universiti Tun Hussein onn, Malaysia, menyampaikan bahwa universitas di seluruh
dunia memiliki tanggung jawab dalam menyiapkan generasi di masa depan. Generasi
yang adaptif, flelsibel, sensitif dan responsif dalam menghadapi segala situasi
dunia yang kacau.
Generasi
yang dapat memainkan peran penting dalam mekanisme global, terutama berurusan
dengan krisis kemanusiaan dengan memanfaatkan kecanggihan teknologi. Chan Chee Ming,
menyampaikan materinya yang berjudul Disruptive human Capital Development for a
Disruptive Worl: In the Face of Looming Global Humanitarian Crisis, pada
Plenary Sesion I di seminar tersebut.
Pembicara lainnya, Prof. Dr. Sudibyakto, (ketua program Studi Magister Manajemen
Bencana Sekolah Pascasarjana UGM menyampaikan materi yang berjudul, Innovative
Eco-Based Disaster Risk Reduction To Climate Change. Dan Di sesi akhir hari ini,
paparan materi disampaikan oleh pembicara dari Institut Francais d”™Indonsie,
Elizabeth Inandiak. Pada sesi pertama ini, moderator oleh Dr. Dicky Sofyan,
pengajar dari Program Studi Agama dan Lintas Budaya Sekolah Pascasarjana UGM.
Siang hari dan hari berikutnya, acara dilanjutkan dengan diskusi panel yang dibagi dalam sepuluh
kelompok bahasan antara lain, Media and Art
in Cultural Transformation, Knowledge on Conflict Resolution, Counter-terrorism
and Diversity Management, Religion and Public Policy in Southeast Asia, Sustainable
Environmental and Innovative Disaster Risk Management, Higher Education
and Human Resources for Change, Poverty Eradication and Community Empowerment, Information
Technology, Migration and Social Change, Ethics and Public Policies on
Eradication of Corruption, Ethics, Health and Disease Eradication, Tourism and
Social Transformation. (Sps/arni)